Pidato Sukarno

Sabtu, 29 Agustus 2009

Ganasnya Oegunungan Ganova

Ganasnya Oegunungan Ganova
Perintah dari pak Harto Mayor Jendral masuk Irian. Pimpinannya kapten Untung, stanby di pulau Kei Kecil. Rencana mau diterjunkan di pulau Biak, berhubung kapal perang terbesar dunia Karl Durmark miliknya Belanda bersandar di Biak, maka tidak jadi diterjunkan di Biak, lalu diterjunkan di kabupaten Kei Mana.
Berangkat terjun dari pulau Kei Kecil jam 12 malam waktu Irian, pesawat yang saya tumpangi sudah diketahui pesawat Belanda, penerjunan hanya 1 Rit, tidak bisa berputar, saya diterjunkan jadwalnya di pegunungan Ganova, karena kalau satu rit jatuhnya sak sak e artinya di sembarang tempat. Baru terasa terjun sebentar kok sudah berhenti payung saya. Tahu-tahu payung saya itu termangsang di pohon besar.
Tingginya, tali payung dan payung itu 9 meter, saya sambung tali pleton 12 meter, saya sambung 3 meter tali snelpoing (tali luncur), berhubung saya membawa ransel 2 buah, rangsel saya ikat melalui tali dengan senjatanya, saya turunkan, saya tarik-tarik kok sudah sampai di tanah. Kurang lebih jam 7 waktu Irian, saya mulai turun menggunakan tali yang total panjangnya 24 meter ini depan pohon. Saya ngode tembakan dengan teman dijawab oleh teman bahwa itu teman, misal 2 tembakan dijawab 2 tembakan itu teman.
Mau menemui teman itu sampai lima hari lima malam. Saking senengnya saya debat dengan teman sejak pagi sore jalan terus. Secara sengaja saya gantungan pohon, pohon jebol, saya terjatuh di jurang sehingga tulang saya beberapa patah. (ini hari ke 2 tanggal 3 mei 1962 ).
Ketemu teman 5 orang pada hari ke 5. dalam perjalanan hujan terus. Pakai matel sende wit. Saat itu sangu makanan masih cukup untuk dimakan. Mau menuju Kei Mana dari gunung Ganavo lama.
Sehingga kehabisan makan. Makannya seadanya, kelapa yang keli di laut, dondong hutan, saya terkesan sekali tidak berak (ngising) 21 hari. Namun kondisi saya masih setengah sehat bisa mencapai titik yang dituju yaitu Kei Mana. Disitu ketemu teman-teman lagi sampai ada 22 orang di tepi sungai namun belum masuk Kei Mana namun sudah mendekati. Setelah disitu sudah menemukan tanaman-tanamn rakyat, berarti sudah dekat. (Dikisahkan sendiri oleh Suwaldi ditulis oleh Sudarmanto).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar